“Di setengah kehidupan kita mengorbankan kesehatan untuk mendapatkan uang. Di setengah lainnya kita mengorbankan uang kita untuk mendapatkan kembali kesehatan kita.” (F. M. Voltaire)
Pernyataan Voltaire di atas memang terasa sangat mengena. Banyak dari kita yang masih muda ini, yang berada pada usia produktif, begitu bersemangat mengumpulkan banyak uang hingga lupa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Berapa banyak dari kita yang seringkali bekerja lembur hingga seperti menyiksa diri, sering lupa makan karena terlalu ‘asyik’ bekerja atau malah makan sembarangan karena kurangnya waktu, tidak sempat berolahraga, kurang bersosialisasi di luar lingkungan kerja, sering kurang tidur karena stress akibat beban kerja yang menumpuk atau malah karena ‘harus’ menyempatkan waktu untuk hang out dengan teman atau rekan kerja?
Begitu banyak hal yang buruk bagi kesehatan tapi terus-menerus kita lakukan karena kita terlalu sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang kita, terlalu sibuk ‘berinvestasi’ untuk masa depan kita...hingga kita melupakan ‘investasi’ yang paling penting untuk kita, yakni investasi pada kesehatan kita sendiri. Ironisnya, uang yang telah kita kumpulkan dengan susah payah itu, hingga kita mengorbankan kesehatan kita, seringkali habis atau malah tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit dan pengobatan kita.
Biasanya, kita baru menyadari pentingnya kesehatan setelah kita jatuh sakit. Namun, setelah sehat pun kita terkadang kembali lupa menjaga kesehatan bila sudah terjebak pada rutinitas kerja. Sebaiknya, jangan tunggu sampai sakit parah baru memutuskan untuk berinvestasi pada kesehatan kita. Seperti yang sering kita dengar, penyesalan seringkali datangnya terlambat. Mulai sekarang, biasakanlah untuk menjalankan pola hidup sehat agar di saat tua nanti kita tidak sakit-sakitan, sehingga masih bisa menikmati hasil kerja kita di masa muda dan tidak merepotkan anak cucu kita.
Nah, apa saja yang perlu kita cermati jika ingin berinvestasi pada kesehatan kita?
Ada banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat, akan tetapi yang utama adalah menjaga pola makan, menjaga kebersihan diri, cukup istirahat, dan olah raga teratur. Kelihatannya cukup mudah, namun membutuhkan ketetapan hati juga untuk menjalankannya.
Investasi untuk sehat yang pertama adalah pada apa yang kita makan setiap hari.
Pernyataan Voltaire di atas memang terasa sangat mengena. Banyak dari kita yang masih muda ini, yang berada pada usia produktif, begitu bersemangat mengumpulkan banyak uang hingga lupa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Berapa banyak dari kita yang seringkali bekerja lembur hingga seperti menyiksa diri, sering lupa makan karena terlalu ‘asyik’ bekerja atau malah makan sembarangan karena kurangnya waktu, tidak sempat berolahraga, kurang bersosialisasi di luar lingkungan kerja, sering kurang tidur karena stress akibat beban kerja yang menumpuk atau malah karena ‘harus’ menyempatkan waktu untuk hang out dengan teman atau rekan kerja?
Begitu banyak hal yang buruk bagi kesehatan tapi terus-menerus kita lakukan karena kita terlalu sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang kita, terlalu sibuk ‘berinvestasi’ untuk masa depan kita...hingga kita melupakan ‘investasi’ yang paling penting untuk kita, yakni investasi pada kesehatan kita sendiri. Ironisnya, uang yang telah kita kumpulkan dengan susah payah itu, hingga kita mengorbankan kesehatan kita, seringkali habis atau malah tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit dan pengobatan kita.
Biasanya, kita baru menyadari pentingnya kesehatan setelah kita jatuh sakit. Namun, setelah sehat pun kita terkadang kembali lupa menjaga kesehatan bila sudah terjebak pada rutinitas kerja. Sebaiknya, jangan tunggu sampai sakit parah baru memutuskan untuk berinvestasi pada kesehatan kita. Seperti yang sering kita dengar, penyesalan seringkali datangnya terlambat. Mulai sekarang, biasakanlah untuk menjalankan pola hidup sehat agar di saat tua nanti kita tidak sakit-sakitan, sehingga masih bisa menikmati hasil kerja kita di masa muda dan tidak merepotkan anak cucu kita.
Nah, apa saja yang perlu kita cermati jika ingin berinvestasi pada kesehatan kita?
Ada banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat, akan tetapi yang utama adalah menjaga pola makan, menjaga kebersihan diri, cukup istirahat, dan olah raga teratur. Kelihatannya cukup mudah, namun membutuhkan ketetapan hati juga untuk menjalankannya.
Investasi untuk sehat yang pertama adalah pada apa yang kita makan setiap hari.
Ingat: You are What You Eat! Menjaga pola makan kita adalah satu cara untuk menjaga kesehatan kita. Pola makan masyarakat modern cenderung hanya mengenyangkan perut tetapi kurang baik bagi kesehatan, selain juga umumnya hanya terpaku pada menu yang itu-itu saja. Akibatnya, kecukupan gizi sehari-hari tidak dapat terpenuhi dengan baik. Apabila hal ini terus-menerus terjadi, maka akan timbul penyakit akibat defisiensi zat gizi tertentu.
Kesibukan seringkali memaksa kita untuk mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food/junk food), sedangkan beberapa lainnya menjadikan makan di restoran atau tempat-tempat semacamnya sebagai gaya hidup. Hal ini mungkin juga menjadikan kita terbiasa makan sekaligus dalam porsi besar, yang tentunya tidak baik untuk kesehatan. Selain menimbulkan kegemukan dan obesitas, kita juga berisiko terkena penyakit diabetes dan berbagai penyakit degeneratif lain seperti jantung koroner dan hipertensi.
Sebenarnya, makanan yang paling baik untuk kita justru berasal dari dapur rumah kita sendiri. Makanan yang kita beli di luaran (warung, depot, restoran, dan sebagainya) umumnya diolah secara tidak sehat karena diberi bumbu yang berlebihan (contoh: gula dan garam dapur), tinggi kadar lemak, serta belum tentu bahannya masih segar dan aman dikonsumsi. Dengan mengolah sendiri makanan di dapur, kita dapat mengatur menu harian yang seimbang bagi kita. Artinya, selain porsinya memadai sesuai dengan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi sakit/hamil/menyusui, menu tersebut juga lengkap keberagaman zat gizi yang dikandungnya. Selain itu, kita juga bisa mengatur agar makanan yang kita masak tidak banyak kehilangan zat gizinya akibat penanganan yang keliru.
Menu yang baik mencakup karbohidrat, lemak, dan protein dalam proporsi yang tepat, selain juga mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Penting untuk diingat: segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan akan menjadi tidak baik untuk tubuh. Makan makanan yang terlalu banyak lemak dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah dan jantung, sedangkan terlalu banyak garam akan menyebabkan hipertensi. Jadi, pilihlah makanan kita dengan bijaksana. Jangan sampai kita kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu.
Kita tentunya telah banyak mendengar nasihat untuk lebih sering mengkonsumsi buah dan sayur. Tubuh kita lebih mudah mencerna bahan pangan nabati seperti buah dan sayur, oleh karenanya semakin banyak orang yang menyarankan untuk menjadi vegetarian. Sebenarnya, bahan pangan seperti buah dan sayur tidak memerlukan banyak proses pengolahan sebelum dapat dimakan. Buah-buahan umumnya dapat langsung dimakan setelah dibuang kulitnya, sedangkan sayuran cukup direbus atau dikukus, beberapa jenis sayuran bahkan dapat dikonsumsi mentah sebagai lalapan. Dengan demikian, zat gizi yang mungkin hilang karena proses pemasakan dapat diminimalkan.
Bentuk investasi yang selanjutnya adalah dengan menjaga kebersihan diri.
Kesibukan seringkali memaksa kita untuk mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food/junk food), sedangkan beberapa lainnya menjadikan makan di restoran atau tempat-tempat semacamnya sebagai gaya hidup. Hal ini mungkin juga menjadikan kita terbiasa makan sekaligus dalam porsi besar, yang tentunya tidak baik untuk kesehatan. Selain menimbulkan kegemukan dan obesitas, kita juga berisiko terkena penyakit diabetes dan berbagai penyakit degeneratif lain seperti jantung koroner dan hipertensi.
Sebenarnya, makanan yang paling baik untuk kita justru berasal dari dapur rumah kita sendiri. Makanan yang kita beli di luaran (warung, depot, restoran, dan sebagainya) umumnya diolah secara tidak sehat karena diberi bumbu yang berlebihan (contoh: gula dan garam dapur), tinggi kadar lemak, serta belum tentu bahannya masih segar dan aman dikonsumsi. Dengan mengolah sendiri makanan di dapur, kita dapat mengatur menu harian yang seimbang bagi kita. Artinya, selain porsinya memadai sesuai dengan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi sakit/hamil/menyusui, menu tersebut juga lengkap keberagaman zat gizi yang dikandungnya. Selain itu, kita juga bisa mengatur agar makanan yang kita masak tidak banyak kehilangan zat gizinya akibat penanganan yang keliru.
Menu yang baik mencakup karbohidrat, lemak, dan protein dalam proporsi yang tepat, selain juga mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Penting untuk diingat: segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan akan menjadi tidak baik untuk tubuh. Makan makanan yang terlalu banyak lemak dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah dan jantung, sedangkan terlalu banyak garam akan menyebabkan hipertensi. Jadi, pilihlah makanan kita dengan bijaksana. Jangan sampai kita kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu.
Kita tentunya telah banyak mendengar nasihat untuk lebih sering mengkonsumsi buah dan sayur. Tubuh kita lebih mudah mencerna bahan pangan nabati seperti buah dan sayur, oleh karenanya semakin banyak orang yang menyarankan untuk menjadi vegetarian. Sebenarnya, bahan pangan seperti buah dan sayur tidak memerlukan banyak proses pengolahan sebelum dapat dimakan. Buah-buahan umumnya dapat langsung dimakan setelah dibuang kulitnya, sedangkan sayuran cukup direbus atau dikukus, beberapa jenis sayuran bahkan dapat dikonsumsi mentah sebagai lalapan. Dengan demikian, zat gizi yang mungkin hilang karena proses pemasakan dapat diminimalkan.
Bentuk investasi yang selanjutnya adalah dengan menjaga kebersihan diri.
Kebersihan diri adalah satu hal yang dapat mencegah kita terserang penyakit yang tidak perlu, selain juga dapat melindungi orang-orang di sekitar kita dari penularan bibit penyakit. Selain mandi, kebiasaan mencuci tangan adalah salah satu bentuk upaya menjaga kebersihan diri yang telah diajarkan kepada kita sejak kecil. Dengan mencuci tangan yang benar saja (menggunakan sabun pada seluruh permukaan tangan dengan air mengalir), ada banyak penyakit yang dapat dicegah, antara lain: penyakit perut seperti tifus, kolera, dan disentri, juga tertularnya virus hepatitis dan flu burung. Berpikir positif juga salah satu cara untuk menjaga kebersihan diri dari dalam. Dengan menjadi lebih positif, kita akan menjadi lebih “bersih”.
Istirahat adalah bentuk investasi lainnya untuk kesehatan kita.
Istirahat adalah bentuk investasi lainnya untuk kesehatan kita.
Istirahat yang cukup tidak hanya melulu tentang tidur malam, melainkan juga tidur siang. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidur siang dapat memberi nilai tambah bagi produktivitas seseorang. Bukan lamanya tidur yang penting, melainkan kualitas tidurnya (nyenyak ataukah tidak). Banyak orang yang mengalami penyakit susah tidur (insomnia) karena stres. Hidup di jaman modern ini dengan persaingan yang ketat dan tingginya tuntutan memang dapat menjadikan banyak orang merasa stres dan depresi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berpikir positif dan merasa positif (think positive, feel positive). Lakukan apa yang bisa kita lakukan, kerjakan sebaik mungkin, dan serahkan sisanya kepada Tuhan. Lalu perhatikan apa yang terjadi..
Banyak orang yang cukup istirahatnya tetapi kurang berolahraga.
Banyak orang yang cukup istirahatnya tetapi kurang berolahraga.
Olah raga rutin sangat penting untuk kesehatan. Porsi olah raga pun perlu diatur agar tidak berlebihan. Latihan fisik yang berlebihan (overtraining) bukannya menjadikan tubuh sehat, malah dapat menyebabkan kematian prematur. Akibat overtraining justru menyisakan radikal bebas dalam tubuh, yang kemudian berpotensi mencetuskan kanker, penyakit jantung koroner, menurunnya sistem imun tubuh, katarak, dan mempercepat terjadinya penuaan (premature aging).
Orang yang tubuhnya membakar lebih dari 3.000 kalori dalam seminggu untuk latihan jasmani, mengalami peningkatan risiko mati muda (reverse J-Slope phenomenon, Ralph Pafferbarger).
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Cooper Clinic & Institute for Aerobics Research, jalan cepat (brisk walking) adalah pilihan latihan jasmani yang paling ideal.
Bagaimanapun juga, kesehatan adalah yang utama. Segala sesuatu yang kita miliki tidak akan dapat kita nikmati sepenuhnya jika kita sedang sakit. Hidup tidak akan terasa indahnya jika kita tidak cukup sehat untuk menjalaninya. Jadi, jangan menunda waktu untuk berinvestasi pada kesehatan kita sendiri. Mulailah mengutamakan kesehatan kita sejak sekarang!
Bagaimanapun juga, kesehatan adalah yang utama. Segala sesuatu yang kita miliki tidak akan dapat kita nikmati sepenuhnya jika kita sedang sakit. Hidup tidak akan terasa indahnya jika kita tidak cukup sehat untuk menjalaninya. Jadi, jangan menunda waktu untuk berinvestasi pada kesehatan kita sendiri. Mulailah mengutamakan kesehatan kita sejak sekarang!
Stay healthy, stay happy..! :)