Powered By Blogger

Jumat, 24 September 2010

Menjadi Sehat Sampai Tua Itu Investasi


“Di setengah kehidupan kita mengorbankan kesehatan untuk mendapatkan uang. Di setengah lainnya kita mengorbankan uang kita untuk mendapatkan kembali kesehatan kita.” (F. M. Voltaire)



Pernyataan Voltaire di atas memang terasa sangat mengena. Banyak dari kita yang masih muda ini, yang berada pada usia produktif, begitu bersemangat mengumpulkan banyak uang hingga lupa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Berapa banyak dari kita yang seringkali bekerja lembur hingga seperti menyiksa diri, sering lupa makan karena terlalu ‘asyik’ bekerja atau malah makan sembarangan karena kurangnya waktu, tidak sempat berolahraga, kurang bersosialisasi di luar lingkungan kerja, sering kurang tidur karena stress akibat beban kerja yang menumpuk atau malah karena ‘harus’ menyempatkan waktu untuk hang out dengan teman atau rekan kerja?

Begitu banyak hal yang buruk bagi kesehatan tapi terus-menerus kita lakukan karena kita terlalu sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang kita, terlalu sibuk ‘berinvestasi’ untuk masa depan kita...hingga kita melupakan ‘investasi’ yang paling penting untuk kita, yakni investasi pada kesehatan kita sendiri. Ironisnya, uang yang telah kita kumpulkan dengan susah payah itu, hingga kita mengorbankan kesehatan kita, seringkali habis atau malah tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit dan pengobatan kita.

Biasanya, kita baru menyadari pentingnya kesehatan setelah kita jatuh sakit. Namun, setelah sehat pun kita terkadang kembali lupa menjaga kesehatan bila sudah terjebak pada rutinitas kerja. Sebaiknya, jangan tunggu sampai sakit parah baru memutuskan untuk berinvestasi pada kesehatan kita. Seperti yang sering kita dengar, penyesalan seringkali datangnya terlambat. Mulai sekarang, biasakanlah untuk menjalankan pola hidup sehat agar di saat tua nanti kita tidak sakit-sakitan, sehingga masih bisa menikmati hasil kerja kita di masa muda dan tidak merepotkan anak cucu kita.

Nah, apa saja yang perlu kita cermati jika ingin berinvestasi pada kesehatan kita?

Ada banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat, akan tetapi yang utama adalah menjaga pola makan, menjaga kebersihan diri, cukup istirahat, dan olah raga teratur. Kelihatannya cukup mudah, namun membutuhkan ketetapan hati juga untuk menjalankannya.

Investasi untuk sehat yang pertama adalah pada apa yang kita makan setiap hari.
Ingat: You are What You Eat! Menjaga pola makan kita adalah satu cara untuk menjaga kesehatan kita. Pola makan masyarakat modern cenderung hanya mengenyangkan perut tetapi kurang baik bagi kesehatan, selain juga umumnya hanya terpaku pada menu yang itu-itu saja. Akibatnya, kecukupan gizi sehari-hari tidak dapat terpenuhi dengan baik. Apabila hal ini terus-menerus terjadi, maka akan timbul penyakit akibat defisiensi zat gizi tertentu.

Kesibukan seringkali memaksa kita untuk mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food/junk food), sedangkan beberapa lainnya menjadikan makan di restoran atau tempat-tempat semacamnya sebagai gaya hidup. Hal ini mungkin juga menjadikan kita terbiasa makan sekaligus dalam porsi besar, yang tentunya tidak baik untuk kesehatan. Selain menimbulkan kegemukan dan obesitas, kita juga berisiko terkena penyakit diabetes dan berbagai penyakit degeneratif lain seperti jantung koroner dan hipertensi.

Sebenarnya, makanan yang paling baik untuk kita justru berasal dari dapur rumah kita sendiri. Makanan yang kita beli di luaran (warung, depot, restoran, dan sebagainya) umumnya diolah secara tidak sehat karena diberi bumbu yang berlebihan (contoh: gula dan garam dapur), tinggi kadar lemak, serta belum tentu bahannya masih segar dan aman dikonsumsi. Dengan mengolah sendiri makanan di dapur, kita dapat mengatur menu harian yang seimbang bagi kita. Artinya, selain porsinya memadai sesuai dengan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi sakit/hamil/menyusui, menu tersebut juga lengkap keberagaman zat gizi yang dikandungnya. Selain itu, kita juga bisa mengatur agar makanan yang kita masak tidak banyak kehilangan zat gizinya akibat penanganan yang keliru.

Menu yang baik mencakup karbohidrat, lemak, dan protein dalam proporsi yang tepat, selain juga mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Penting untuk diingat: segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan akan menjadi tidak baik untuk tubuh. Makan makanan yang terlalu banyak lemak dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah dan jantung, sedangkan terlalu banyak garam akan menyebabkan hipertensi. Jadi, pilihlah makanan kita dengan bijaksana. Jangan sampai kita kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu.

Kita tentunya telah banyak mendengar nasihat untuk lebih sering mengkonsumsi buah dan sayur. Tubuh kita lebih mudah mencerna bahan pangan nabati seperti buah dan sayur, oleh karenanya semakin banyak orang yang menyarankan untuk menjadi vegetarian. Sebenarnya, bahan pangan seperti buah dan sayur tidak memerlukan banyak proses pengolahan sebelum dapat dimakan. Buah-buahan umumnya dapat langsung dimakan setelah dibuang kulitnya, sedangkan sayuran cukup direbus atau dikukus, beberapa jenis sayuran bahkan dapat dikonsumsi mentah sebagai lalapan. Dengan demikian, zat gizi yang mungkin hilang karena proses pemasakan dapat diminimalkan.

Bentuk investasi yang selanjutnya adalah dengan menjaga kebersihan diri.
Kebersihan diri adalah satu hal yang dapat mencegah kita terserang penyakit yang tidak perlu, selain juga dapat melindungi orang-orang di sekitar kita dari penularan bibit penyakit. Selain mandi, kebiasaan mencuci tangan adalah salah satu bentuk upaya menjaga kebersihan diri yang telah diajarkan kepada kita sejak kecil. Dengan mencuci tangan yang benar saja (menggunakan sabun pada seluruh permukaan tangan dengan air mengalir), ada banyak penyakit yang dapat dicegah, antara lain: penyakit perut seperti tifus, kolera, dan disentri, juga tertularnya virus hepatitis dan flu burung. Berpikir positif juga salah satu cara untuk menjaga kebersihan diri dari dalam. Dengan menjadi lebih positif, kita akan menjadi lebih “bersih”.

Istirahat adalah bentuk investasi lainnya untuk kesehatan kita. 
Istirahat yang cukup tidak hanya melulu tentang tidur malam, melainkan juga tidur siang. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidur siang dapat memberi nilai tambah bagi produktivitas seseorang. Bukan lamanya tidur yang penting, melainkan kualitas tidurnya (nyenyak ataukah tidak). Banyak orang yang mengalami penyakit susah tidur (insomnia) karena stres. Hidup di jaman modern ini dengan persaingan yang ketat dan tingginya tuntutan memang dapat menjadikan banyak orang merasa stres dan depresi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berpikir positif dan merasa positif (think positive, feel positive). Lakukan apa yang bisa kita lakukan, kerjakan sebaik mungkin, dan serahkan sisanya kepada Tuhan. Lalu perhatikan apa yang terjadi..

Banyak orang yang cukup istirahatnya tetapi kurang berolahraga.
Olah raga rutin sangat penting untuk kesehatan. Porsi olah raga pun perlu diatur agar tidak berlebihan. Latihan fisik yang berlebihan (overtraining) bukannya menjadikan tubuh sehat, malah dapat menyebabkan kematian prematur. Akibat overtraining justru menyisakan radikal bebas dalam tubuh, yang kemudian berpotensi mencetuskan kanker, penyakit jantung koroner, menurunnya sistem imun tubuh, katarak, dan mempercepat terjadinya penuaan (premature aging).
 
Orang yang tubuhnya membakar lebih dari 3.000 kalori dalam seminggu untuk latihan jasmani, mengalami peningkatan risiko mati muda (reverse J-Slope phenomenon, Ralph Pafferbarger). 
 
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Cooper Clinic & Institute for Aerobics Research, jalan cepat (brisk walking) adalah pilihan latihan jasmani yang paling ideal.

Bagaimanapun juga, kesehatan adalah yang utama. Segala sesuatu yang kita miliki tidak akan dapat kita nikmati sepenuhnya jika kita sedang sakit. Hidup tidak akan terasa indahnya jika kita tidak cukup sehat untuk menjalaninya. Jadi, jangan menunda waktu untuk berinvestasi pada kesehatan kita sendiri. Mulailah mengutamakan kesehatan kita sejak sekarang!
 
Stay healthy, stay happy..! :)

Cantik dan Sehat dengan Coklat

Dimuat online di:

http://woman.kapanlagi.com/body_mind/cantik/3867_cokelat_itu_bikin_cantik_dan_sehat.html


Coklat −untuk sebagian besar orang, terutama wanita− adalah makanan yang sangat sulit ditolak. Walaupun demikian, masih banyak juga orang yang mengkonsumsi coklat dan kemudian merasa “bersalah”. Kenapa? Karena mereka beranggapan coklat yang mereka konsumsi itu akan menyebabkan timbulnya jerawat, karies gigi, kenaikan berat badan dan kegemukan, hingga peningkatan kolesterol darah. Intinya, asumsi masyarakat umumnya adalah coklat itu lezat tetapi tidak sehat. Hmm.., benarkah begitu?

Kenyataannya, berbagai penelitian dari seluruh dunia justru membuktikan sebaliknya, yakni bahwa sebenarnya mengkonsumsi coklat sangat baik untuk kesehatan.

Berpegangan pada fakta tersebut, coklat dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang memberi kita kecantikan, energi, usia panjang, dan berkurangnya risiko terserang penyakit. Apakah hal ini terdengar tidak mungkin di telinga Anda? Semoga ulasan berikut ini dapat membuka pemikiran Anda.

Sebelum Anda berhenti membaca dan bergegas pergi untuk membeli sekotak coklat, ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang coklat. Pertama, tidak semua coklat itu sama! Beberapa jenis coklat bermanfaat bagi Anda, beberapa bersifat netral, dan yang lainnya lagi tidak terlalu baik untuk kesehatan Anda.

Secara umum, kita ketahui ada tiga jenis coklat, yaitu:

Dark Chocolate atau coklat hitam, adalah yang kandungan coklatnya paling tinggi dibandingkan Milk Chocolate dan White Chocolate.

Milk Chocolate atau coklat susu, memiliki komponen penyusun yang sama dengan coklat hitam, dengan tambahan susu.

White Chocolate atau coklat putih, terbuat dari mentega kokoa dan tidak mengandung kokoa padat sama sekali, sehingga bukan merupakan coklat yang sesungguhnya.

Karena harga cocoa liquor sangat mahal, ada kecenderungan untuk menggantinya dengan bahan yang lebih murah, umumnya gula. Cara lain yang biasa digunakan untuk mengurangi biaya pembuatan coklat adalah dengan menggunakan vegetable oil untuk menggantikan mentega kokoa. Coklat yang dibuat dari bahan berkualitas rendah (biasanya dijual dengan harga murah) inilah yang tergolong tidak baik untuk kesehatan.

Para ahli mengatakan bahwa dalam coklat terkandung flavonoid (polifenol), senyawa antioksidan yang melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan arteri, memicu timbulnya plak (substansi lemak) pada dinding pembuluh darah, yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Adanya antioksidan juga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat LDL (Low Density Lipoprotein) serta meningkatkan kadar kolesterol baik HDL (High Density Lipoprotein).

Coklat sering disebut-sebut sebagai kudapan yang tinggi kandungan lemaknya. Hal ini memang tidak salah, tetapi penting diingat bahwa lemak yang terdapat dalam coklat tidak mengandung kolesterol karena berasal dari tumbuhan. Sepertiga dari lemak dalam coklat merupakan asam oleat, jenis lemak yang sama dengan yang terdapat pada minyak zaitun (dan kita tahu minyak zaitun baik untuk kesehatan!).

Lain halnya dengan coklat berkualitas rendah yang dibuat dengan menambahkan vegetable oil (minyak sayur terhidrogenasi), umumnya mengandung lemak trans yang tidak baik bagi kesehatan dan sedapat mungkin dihindari.

Dark chocolate memiliki kandungan coklat yang lebih tinggi dibandingkan Milk Chocolate dan White Chocolate, oleh karenanya memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi pula. Konsumsi sejumlah kecil Dark chocolate setiap harinya dapat memperbaiki aliran darah, sehingga membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain itu, konsumsi Dark chocolate juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga menurunkan risiko terkena diabetes.

Dark chocolate mengandung senyawa antioksidan yang serupa dengan yang terdapat dalam teh, anggur merah, sayuran, serta buah-buahan, dengan jumlah yang lebih besar. Dalam Journal of Agriculture Food and Chemistry (1999) disebutkan bahwa kadar antioksidan dalam coklat sebenarnya lebih tinggi daripada teh. Penelitian yang dilakukan para ilmuwan di National Institute of Public Health and The Environment di Belanda (1999) membuktikan bahwa kadar polifenolik dalam coklat dapat empat kali lebih tinggi daripada teh. Selain memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi daripada teh dan anggur merah, coklat juga memiliki kadar kafein yang lebih rendah serta tidak mengandung alkohol.

Begitu banyak studi yang dilakukan terhadap dark chocolate telah membuktikan manfaatnya bagi kesehatan kita. Bagaimana dengan milk chocolate?

Para peneliti menemukan bahwa keberadaan susu dalam coklat akan menghambat aktivitas polifenol (antioksidan), sehingga akan mengurangi manfaat kesehatan yang kita peroleh. Selain itu, penambahan susu dalam coklat juga berarti penambahan kandungan lemak dalam coklat, termasuk kolesterol yang terkandung dalam susu.

Para ahli menyarankan untuk mengkonsumsi sejumlah kecil coklat setiap harinya, bukannya mengkonsumsi langsung dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan kandungan nutrisi yang tinggi dalam coklat, di antaranya lemak jenuh dan gula, yang apabila dikonsumsi langsung dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan berat badan. Apabila memungkinkan, lebih disarankan untuk memilih coklat berkualitas tinggi yang rasa dan teksturnya lebih “rich” −dan harganya juga tentunya lebih mahal− karena lebih nikmat saat meleleh perlahan di mulut dan tidak perlu jumlah banyak untuk memuaskan Anda.

Sering timbul pertanyaan “seberapa banyak kita boleh mengkonsumsi coklat?”

Tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini. Prinsip gizi sebenarnya mudah, yakni makanlah segala jenis makanan secara moderat. Masalah gizi umumnya timbul bila kita makan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Studi yang dilakukan di Harvard University menunjukkan bahwa jika Anda mengkonsumsi coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka masalah kegemukan akibat konsumsi coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Menurut Dr. John Ashton, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul “A Chocolate A Day Keeps The Doctor Away” (2001), 50gram coklat adalah jumlah maksimal yang direkomendasikan setiap harinya.

Suatu penelitian yang dimuat dalam jurnal bergengsi American Journal of Clinical Nutrition (1994) menyebutkan bahwa coklat rata-rata menyumbangkan hanya 0,7 − 1,4% dari total asupan energi kita setiap harinya.

Jadi, hanya dari data ini saja, kita dapat melihat bahwa konsumsi coklat rata-rata seseorang tidak menjadi penyebab kelebihan berat badan.

Selain itu, coklat juga diklasifikasikan ke dalam makanan dengan kisaran nilai GI (Glycemic Index) rendah, yakni kurang dari 50 unit. Pada makanan dengan nilai GI rendah, glukosa akan dilepas secara perlahan ke dalam darah pada tingkat yang dapat digunakan oleh sel-sel dalam tubuh sebagai energi. Saat kita menyantap makanan dengan nilai GI rendah, salah satu alasan mengapa kita sulit menaikkan berat badan adalah karena tubuh kita menggunakan energi ini dan tidak menyimpannya sebagai kelebihan lemak.

Anda tentu sudah sering mendengar mitos yang mengatakan bahwa coklat menyebabkan jerawat. Berbagai penelitian di seluruh dunia telah dilakukan terkait hal ini tetapi tidak ditemukan bukti ilmiah yang dapat membuktikan kebenarannya. American Dietric Association pada jurnal konsumen Complete Food and Nutrition Guide edisi 1996 mengungkapkan bahwa anggapan coklat sebagai penyebab jerawat hanyalah mitos. Perubahan hormonal selama masa remaja-lah yang menjadi penyebab umum munculnya jerawat, bukan coklat.

Terkait mitos yang mengatakan bahwa konsumsi coklat menyebabkan karies gigi, Dr. Martin Vizom pada Department of Pediatrics Dentistry di Leeds University, Inggris, dalam Chocolate and Cocoa: Health and Nutrition, menyatakan bahwa kokoa dalam coklat mengandung bahan kimia alami yang menghambat pelepasan asam yang merusak gigi. Antioksidan yang terdapat dalam coklat juga dapat menghambat pembentukan plak gigi. Selain itu, adanya faktor lain dalam coklat justru membuat email gigi menjadi resisten atas serangan asam.

Jadi, kita kini tahu bahwa setidaknya coklat masih merupakan pilihan yang lebih sehat daripada camilan-camilan lainnya yang kadar gula dan kalorinya tinggi, namun rendah nilai gizinya.

Nah, sudah tahu coklat mana yang baik untuk Anda?




SUMBER PUSTAKA:

Anonim. 2009. Chocolate and Health. www.allchocolate.com

Anonim. 2009. Is Dark Chocolate A Health Food?. www.TheChevronCars.com

Ashton, John and Suzy Ashton. 2001. A Chocolate A Day Keeps The Doctor Away. Australia: HarperCollins Publishers.

AsianBrain.com Content Team. 2009. Cokelat. www.AnneAhira.com

Bowman, Lee. 2002. Dark Chocolate May Fight Off Heart Attacks. The Good Drug Guide.

BBC News Online. 2003. Dark Chocolate May Be Healthier.

Talpalariu, Dan. 2008. Dark Chocolate Is Good For The Heart, Says Study. Softpedia.

Dierks, Carrie. 2000. Chocolate: It Can Do Your Heart Good. Chem-Is-Try.org

Haynes, Fiona. 2009 .Chocolate as A Health Food?. www.About.com
Tjia, Hendra. 2009. Kebaikan Coklat. HW’s Blog (Blog.binusian.org).
Moll, Jennifer. 2009. Can Dark Chocolate Lower Your Cholesterol?. www.About.com.
Ninyo. 2009. Tentang Coklat. www.Pinginpintar.com.

Pure Sin chocolates. 2009. Indulge Sinfully, and Never Mind All Those Fairy Tales…

Stibich, Mark. 2009. Health Benefits of Chocolate. www.About.com.

WebMD. 2009. Valentine’s Day: Good For The Heart. www.Oprah.com

WebMD. 2009. Five Surprisingly Healthy Food. www.Oprah.com

Wikipedia. 2009. Chocolate. www.wikipedia.com

Kamis, 23 September 2010

Sepotong Coklat, Sejuta Manfaat

Sebelumnya, coklat sering dituding sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan, mulai dari jerawat, karies gigi, obesitas, hingga kolesterol.


Saat ini telah banyak penelitian dari seluruh dunia yang mengungkap berbagai manfaat coklat bagi kesehatan. Namun, tentunya ada batasan jumlah yang boleh dikonsumsi setiap harinya (50 gram/orang/hari).

INGAT! Apapun yang dikonsumsi secara berlebihan, akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Selain itu, juga penting untuk bersikap selektif dalam memilih jenis coklat mana yang baik untuk kesehatan.

Ada banyak sekali manfaat coklat bagi kesehatan, antara lain dapat menurunkan tekanan darah, menekan kadar kolesterol jahat LDL, mencegah penyakit jantung koroner, bahkan mengurangi risiko terkena penyakit kanker.

Coklat juga mengandung antioksidan dalam jumlah besar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan tubuh melawan radikal bebas. Selain itu, coklat merupakan bahan pangan yang kaya akan mineral penting, yakni potassium, fosfor, zink, tembaga, dan mangan.

Coklat bahkan turut menyumbang manfaat untuk kelestarian Bumi kita!
Selama bertahun-tahun, kebanyakan coklat ditanam di perkebunan. Belakangan, para produsen coklat menyadari bahwa coklat terlezat dihasilkan dari pohon coklat yang tumbuh di bawah payung pepohonan hutan hujan. Hal ini juga yang menuntun pabrik-pabrik coklat aktif berkampanye menentang penebangan hutan hujan dan menjaga kelestarian ekologi hutan hujan.

Tidakkah menyenangkan bila dengan menikmati sepotong coklat setiap harinya dapat membantu melestarikan hutan hujan di Bumi kita?

Semakin banyak konsumsi coklat dunia, maka akan semakin banyak pula pohon coklat yang ditanam untuk menghasilkan buah coklat. Dengan demikian, Bumi akan semakin 'hijau'..!

Nah, itu artinya, dengan mengkonsumsi coklat kita bisa turut melestarikan Bumi dan secara tidak langsungmengurangi efek pemanasan global.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui..! ^_^