Powered By Blogger

Selasa, 30 November 2010

ANTARA WANITA DAN UANG (BAGIAN 2)




7 KESALAHAN WANITA DALAM MENGELOLA UANG



1.      Tidak menetapkan target  finansial.

Jika Anda tidak mempunyai target finansial, Anda seperti orang yang berjalan tanpa tahu hendak kemana. Target Anda boleh biasa-biasa saja, tapi juga bisa luar biasa, dan juga bisa berubah ketika Anda semakin dekat mencapainya.  Yang penting, Anda tahu berapa banyak uang yang dibutuhkan dan tidak takut untuk menetapkan dan mencapai target finansial Anda.

2.      Tidak bertanggung jawab atas kehidupan finansial Anda sendiri.

Menjadi buta dalam hal finansial adalah suatu pilihan, sama halnya dengan menjadi kaya.  Untuk menjadi kaya, Anda harus pandai dalam hal uang, memiliki pemikiran yang benar mengenai bagaimana cara uang Anda dibelanjakan dan diinvestasikan.
Menjadi pandai dalam hal finansial sebenarnya hanya menyangkut pembiasaan diri. Luangkanlah sejumlah waktu setiap hari untuk membaca sesuatu tentang uang, sekalipun hanya berupa judul berita utama kolom bisnis surat kabar tertentu. Mulailah membaca majalah bisnis, dengarkanlah program-program radio yang berfokus pada bisnis dan keuangan.

3.      Tidak memakai uang dengan bijaksana.

Pengeluaran yang membabi buta adalah penghalang dalam mencapai target finansial.
Dibandingkan pria, wanita cenderung untuk  membeli bukan berdasarkan kebutuhanatau membeli barang-barang yang mereka tahu tidak mereka butuhkan, menjadikan kegiatan belanja sebagai suatu metode perayaan, membeli barang tanpa perencanaan, dan membeli barang sesering mungkin (Journal of Financial Planning, Februari 2000).
Intinya:
Wanita memandang uang sebagai alat untuk menciptakan sebuah gaya hidup dan menghabiskan uang untuk hal-hal yang memperkaya kehidupan sehari-hari.
Pria memandang uang sebagai alat untuk mendapatkan dan menambah nilai. Mereka tidak membelanjakan, mereka menginvestasikan.
Oleh karena itu, milikilah tekad yang kuat untuk menggunakan uang Anda dengan bijaksana.
Dalam buku Your Money or Your Life (1992), Joe Dominguez dan Vicki Robin menyarankan Anda menghitung upah per jam Anda, dan ketika sedang mempertimbangkan suatu pembelian, bagilah upah itu dengan harga barang tersebut untuk menentukan berapa banyak jam yang Anda perlukan untuk menghasilkannya. Kalau Anda berpikir seperti itu, kemungkinan besar Anda akan batal membeli.

4.      Tidak mempelajari prinsip-prinsip uang.

Menjadi kaya bukan hanya tentang mengumpulkan uang dan aset, tetapi juga tentang mengelolanya. Buatlah anggaran bulanan dan berpeganglah teguh pada anggaran tersebut. Akan tetapi, anggaran tidak seharusnya dirasakan sebagai sesuatu yang membatasi. Pandanglah anggaran sebagai sesuatu yang tidak lebih daripada sebuah rencana yang akan membuat Anda lebih menyadari bagaimana Anda memakai uang. Juga, ingatlah untuk secara rutin memeriksa laporan keuangan dan setoran pajak Anda. Apabila ada sejumlah penghematan yang berhasil Anda lakukan, investasikanlah. Biarkan uang itu bekerja untuk Anda.

5.      Tidak menabung, tidak berinvestasi untuk kemakmuran masa depan.

Penentu kaya tidaknya Anda sebenarnya bukanlah jumlah uang yang Anda miliki, tetapi apa yang Anda lakukan dengan uang itu.
Biasanya wanita berdalih tidak memiliki cukup uang untuk diinvestasikan. Kalau Anda yakin bahwa Anda tidak memiliki cukup uang untuk diinvestasikan, Anda tidak berinvestasi, dan Anda akan tetap tidak mandiri secara finansial.
Mulailah menabung, tidak peduli apakah itu Rp 5.000,- atau Rp 50.000,-. Biasakanlah menabung, kemudian mulailah berinvestasi dalam reksadana. Menabung menghasilkan jumlah yang sudah ditetapkan berdasarkan tingkat bunga, tetapi berinvestasi memiliki potensi untuk berkembang. Secara bertahap, tingkatkanlah jumlah investasi Anda. Tidak lama kemudian, Anda akan menyadari bahwa kemajemukan, seperti kata Benjamin Franklin, “merupakan hal yang indah”.

6.      Tidak memaksimalkan potensi finansial Anda di tempat kerja.

Menjalani hidup yang kaya adalah juga tentang menjalani gaya hidup yang Anda inginkan. Wanita sering membiarkan diri mereka dimanfaatkan di tempat kerja. Wanita cenderung tidak meminta apa yang sepatutnya mereka dapatkan, terbawa arus ke profesi-profesi bergaji lebih rendah, dan terlalu rela membuat pengecualian bagi orang lain yang mengganggu gaya hidup mereka.
Kaum wanita umumnya sungkan menuntut gaji yang lebih besar karena takut dianggap serakah atau bersikap buruk. Dalam usaha untuk tidak bersikap terlalu perhitungan dengan perusahaan, wanita juga seringkali sungkan mengajukan penggantian untuk pengeluaran yang memang menjadi tanggung jawab perusahaan. Sebaliknya, kaum pria tahu bahwa pengeluaran semacam ini adalah “biaya dinas” dan tidak segan-segan menyerahkan bukti pembayaran untuk mendapatkan penggantian uangnya.

7.      Tidak memainkan uang dengan cerdas.

Apapun yang Anda lakukan terhadap uang Andamenghabiskan, meminjamkan, membagikan, menginvestasikan, atau menyumbangkannyaadalah terserah Anda. Namun, membiarkan orang lain mengambil keuntungan dari kemurahan hati Anda dan tidak membela kepentingan Anda sendiri bukanlah tindakan yang cerdas.
Sebelum meminjamkan uang, telitilah dengan saksama apa yang akan dilakukan orang itu dengan uang Anda. Pertimbangkanlah alasan kenapa Anda setuju untuk meminjamkan uang dan riwayat peminjam dalam hal pengembalian utang. Jangan meminjamkan sesuatu yang kehilangannya tidak bisa Anda tanggung!
Memberikan uang secara cuma-cuma akan menimbulkan lebih banyak masalah daripada meminjamkannya. Oleh karena itu, rencanakanlah setiap pemberian dalam bentuk uang dan pisahkan uang dari persahabatan atau cinta. Siapapun yang benar-benar mencintai Anda atau ingin menjadi teman Anda tidak membutuhkan uang untuk bisa menunjukkan rasa sayang mereka kepada Anda.




SUMBER PUSTAKA:

Frankel, Lois. P. 2005. Nice Girls Don’t Get Rich. New York: Warner Books, Inc.
Joe Do   
Joe         Joe Dominguez  dan Vicki Robin.  1992. Your Money or Your Life: Transforming Your Relationship with Money and   Achieving Financial Independence. Penguin.

Kamis, 11 November 2010

ANTARA WANITA DAN UANG

"Dari lahir sampai berusia 18 tahun, seorang gadis membutuhkan orang tua yang baik.
  Dari usia 18 sampai 35 tahun, ia membutuhkan penampilan yang baik.
  Dari usia 35 sampai 55 tahun, ia membutuhkan kepribadian yang baik.
  Dari usia 55 tahun dan seterusnya, ia membutuhkan uang tunai."
– Sophie Tucker


Wanita dan uang.

Hubungan seorang wanita dengan uang tampaknya sama rumitnya dengan hubungan-hubungan lain dalam hidupnya.
Wanita cenderung mengeluarkan uang untuk membeli apa yang mereka inginkan, yang seringkali sebenarnya tidak mereka butuhkan.
Akibatnya, kita seringnya tidak menabung sebanyak yang harus kita tabung. Selain itu, wanita juga terlalu sering mengandalkan orang lain (biasanya pasangannya) untuk mengelola uangnya.

Menurut Lois P. Frankel, Ph.D. dalam bukunya “Nice Girls Don’t Get Rich”, sebagian besar ‘gadis manis’ tidak menjadi kaya karena pesan-pesan sosial yang mereka terima dalam masa perkembangan mereka:

 Uang adalah kekuatan, dan kebanyakan gadis kecil tidak diajari untuk menjadi kuat –mereka diajari untuk bersikap ‘manis’.

 Gadis-gadis diajari untuk menjadi penjaga, pengasuh, dan pelengkap dalam masyarakat – tidak perlu menjadi pencari nafkah.

 Wanita cenderung menggunakan penghasilan mereka untuk kepentingan anak dan rumah tangga, sedangkan pria cenderung memikirkan investasi.

 Wanita sungkan meminta fasilitas atau kenaikan gaji yang sepadan dengan nilai tambah yang mereka berikan kepada perusahaan karena merasa tidak yakin bahwa mereka ‘pantas’ mendapatkannya.

Banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan wanita dalam mengelola keuangannya juga dikarenakan mitos-mitos yang beredar di masyarakat, antara lain:

- Menikahi pria kaya akan lebih meringankan hidup daripada menikahi pria miskin. 

- Wanita tidak pandai dalam hal angka – termasuk uang.

- Anda akan membuat pria merasa tidak berdaya jika Anda menghasilkan uang lebih banyak daripada dia.

- Uang tidak dapat membeli kebahagiaan.

- Lebih baik hidup baik daripada hidup kaya

- Wanita yang membicarakan uang tidak menunjukkan sifat femininnya.

- Pria lebih pandai daripada wanita dalam masalah uang.


Kenyataannya:

- Menikahi pria kaya adalah suatu anugrah, tapi bagaimana jika pernikahan itu berakhir dengan perceraian atau kematian? Siapa yang kemudian akan mengelola keuangan Anda? Dan ingatlah selalu: ada jauh lebih banyak pria miskin daripada pria kaya.

- Penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan dan anak laki-laki dilengkapi dengan kemampuan yang sama besar untuk berhasil dalam matematika. Masalahnya, wanita yang pandai matematika dianggap kurang feminin.

- Masalah kesenjangan penghasilan memang seringkali menciptakan ketegangan dalam hubungan percintaan dan rumah tangga. Akan tetapi, pria yang bijak dan mencintai Anda dengan tulus akan mampu menghargai kemampuan Anda untuk menghasilkan uang lebih banyak darinya tanpa merasa terintimidasi.

- Uang memang tidak dapat membeli kebahagiaan, tetapi ada banyak hal lain yang bisa dibeli dengan uang, yang akan membuat Anda lebih bahagia. Jika Anda tidak bahagia meskipun memiliki banyak uang, setidaknya Anda bisa membayar terapis yang andal untuk membantu memecahkan masalah yang membuat Anda tidak bahagia.

- Mengapa tidak memilih hidup baik dan kaya? Anda bisa menjadi orang yang kaya sekaligus baik! Dengan kekayaan yang Anda miliki, Anda bisa memberi lebih banyak kontribusi pada masyarakat.

- Apa kaitannya antara uang dan sifat feminin seseorang? Sebenarnya, bukan pembicaraan tentang uang yang mengganggu orang, melainkan ‘kecerdasan’ Anda, karena pengetahuan dan uang adalah kekuatan.

- Pria sebenarnya tidak lebih pandai daripada wanita dalam masalah uang, hanya saja kebanyakan wanita tidak mau ambil pusing untuk mengurus masalah keuangannya sendiri, sehingga lebih banyak mempercayakan keuangan mereka pada pria pasangannya. Akibatnya, mereka tidak tahu apa-apa mengenai keuangan mereka sendiri.

Perlu berapa banyak kata-kata lagi untuk menyadarkan kita –wanita, untuk lebih peduli pada pengelolaan uang kita sendiri?
Percayalah, wanita bisa dan mampu mengelola keuangannya sendiri dan menjadi kaya. 
Jangan ragu untuk mencari informasi sebanyak mungkin mengenai bagaimana melakukannya, dan mulailah sekarang juga! \(^^)/



Sumber Pustaka:

Frankel, Lois. P. 2005. Nice Girls Don’t Get Rich. New York: Warner Books, Inc.